myspace layouts

Rabu, 28 Januari 2009

Setia Serta Seia Sekata Saat Situasi Sedang Sulit


Apa yang anda lakukan seandainya mengetahui bahwa perusahaan anda tengah menghadapi situasi sulit? "Cepetan pindah, deh." begitu nasehat yang sering kita dengarkan.
Itulah sebabnya, banyak orang yang segera hengkang begitu tahu bahwa perusahaan sedang berada dalam kesulitan.
Padahal, justru pada situasi seperti itu perusahaan sangat membutuhkan peran orang-orang kunci. Memang sangat mudah untuk mendapatkan kesetiaan ketika segala sesuatunya tengah indah.
Namun, dalam keadaan sulit; apakah kita bisa mendapatkan orang-orang setia semudah itu? Boleh jadi, kesulitan yang tengah dihadapi oleh perusahaan itu merupakan saat paling tepat bagi kita untuk menentukan apakah kita ini benar-benar setia atau tidak.

Dimasa lalu, kita tidak pernah tahu suatu perusahaan akan bangkrut kecuali sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan apapun. Semuanya sering sudah terlambat. Dimasa kini, indikasi kebangkrutan sebuah perusahaan nyaris tidak bisa disembunyikan.
Bahkan, dalam media dunia akhir-akhir ini kita membaca begitu banyak nama besar yang diperkirakan memasuki masa-masa sulit ditahun ini.
Hal ini mengindikasikan banyak hal. Tetapi, yang terpenting adalah membuka mata hati kita dengan kenyataan bahwa 'perusahaan sedang membutuhkan kita untuk membantunya keluar dari sitasi sulit yang sedang dihadapinya' .

Hubungan kerja itu hampir menyerupai pernikahan. Janji apa yang anda ucapan ketika menikah? Anda berjanji untuk tetap setia baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah.
Ketika perusahaan kita dalam keadaan sehat, kita selalu senang bekerja untuknya. Kita selalu setia kepadanya. Seolah tak mungkin bisa goyah. Jika sekarang perusahaan anda sedang berada dalam situasi sulit; apakah anda mempunyai tingkat kesetiaan yang sama?



Banyak orang yang resah ketika manajemen puncak mengumumkan kesulitan perusahaan. Dan keresahan itu sering berubah menjadi kemarahan ketika pengumuman itu diikuti oleh keputusan yang menyebalkan.
Misalnya, manajemen memutuskan untuk menunda kenaikan gaji. Atau merevisi paket kompensasi dan benefit untuk jangka waktu tertentu. Kita marah karena semuanya itu mengganggu kenyamanan diri kita.
Namun, jika kita ingat bahwa hubungan kerja itu nyaris seperti pernikahan, maka kita akan sadar bahwa pada situasi yang sulit memang perusahaan harus melakukan tindakan penyelamatan.
Dan seperti pasangan pernikahan kita, dia membutuhkan dukungan kita. Terutama ketika memasuki masa-masa sulit dalam hidupnya.
Sebaliknya, sebagian besar orang bereaksi secara negatif. Padalah, itu akan membuat situasinya semakin memburuk. Perusahaan sedang membutuhkan dukungan tertinggi.
Kinerja terhebat. Prestasi terbaik, dari semua karyawannya agar bisa segera pulih dan keluar dari kesulitan. Bayangkan jika apa yang didapatkan malah sebaliknya? Sebenarnya, siapa sih yang diuntungkan jika kita bekerja dengan mengerahkan seluruh kemampuan? Tentu perusahaan beruntung.
Karena kita membantunya keluar dari kesulitan. Tetapi, yang paling diuntungkan sebenarnya adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena, dengan begitu perusahaan bisa terus mempertahankan karyawan. Bukankah jika perusahaan semakin terpuruk maka dampaknya akan ikut kita rasakan?

Bayangkan seandainya semua karyawan diperusahaan anda mempunyai sikap posistif dan dedikasi yang tinggi seperti itu. Tentu semua elemen perusahaan akan bahu membahu mengayuh perahu bisnis ini untuk menaklukan topan, melewati badai dan menyelamatkan diri dari gelombang besar.
Sebaliknya, jika semua orang sibuk menyelamatkan diri masing-masing; siapa yang akan peduli akan keberlangsungan hidup perusahaan?

Bisa saja anda mengira bahwa cara paling cerdas adalah meninggalkan perusahaan yang tengah berada dalam situasi sulit dan pindah kepada perusahaan lain yang sedang sehat.
Mungkin anda benar. Tetapi, seseorang yang berdedikasi tinggi tidak meninggalkan perusahaan dalam ituasi sulit. Sebaliknya, kita bisa melihat contoh nyata orang-orang besar yang keluar dari perusahaan justru pada saat perusahaan tengah mencapai puncak prestasinya.
Bukan ketika tengah terpuruk. Tidak banyak orang yang seperti itu memang. Tetapi, bukankah ini saatnya bagi kita untuk menunjukkan dedikasi kita?
Jadi, jika anda mengetahui bahwa perusahaan tengah berada dalam situasi sulit; hendaknya anda tidak hengkang dari sana. Sebaliknya, singsingkan lengan baju anda. Dan ajaklah teman-teman anda untuk bahu membahu bersama para pimpinan uncak perusahaan dalam usaha penyelamatan.

Memangnya apa yang akan anda dapatkan jika anda melakukan itu? Banyak hal. Contoh, jika perusahaan itu kembali pulih, maka manajemen akan melihat siapa saja orang yang berkontribusi optimal, sehingga layak mendapatkan imbalan.
Jika perusahaan terpaksa harus merumahkan karyawan, maka anda yang berdedikasi tinggi akan masuk kedalam daftar rang-orang yang pantas untuk dipertahankan. Bagaimana jika situasinya semakin sulit?
Tak perlu panik; karena dalam situasi ekonomi global yang semerawut ini kesulitan tidak hanya dialami oleh perusahaan anda.
Tetapi, sejauh kita sudah mengoptimalkan semua potensi diri yang Tuhan berikan kepada kita; maka selebihnya kita serahkan saja kepada sang Maha Kuasa. Dan kita boleh bilang; "Tuhan, saya mempersembahkan semua bakti saya kepada Engkau dengan cara mengerahkan semua potensi diri yang telah Engkau berikan. Dan sekarang, saya menyerahkan diri kepadaMu.... ."

Sebaliknya, jika dalam situasi sulit ini kita tidak peduli kepada nasib perusahaan. Lantas mengurangi kontribusi kita. Dan membiarkan potensi diri terbengkalai; maka kita akan rugi dua kali.
Kita rugi karena kondite kita dimata perusahaan tidak bagus. Kita juga rugi karena Tuhan kesal ketika mengetahui kita telah menyia-nyiakan seluruh daya hidup yang telah Dia berikan.

Jadi, tidak ada cara lain selain meningkatkan kontribusi dan dedikasi. Dengan cara mencurahkan segenap kemampuan, untuk menolong perusahaan yang sedang berada dalam kesulitan.
Sebab, seperti pernikahan; ketika pasangan kita tengah menghadapi kesulitan, kita akan tetap setia mendapinginya. Sampai kita sama-sama bisa keluar dari semua cobaan, dan kembali memasuki kehidupan yang menyenangkan. Anda siap melakukannya? Tentu. Karena badai pasti berlalu, teman.

Thanks Dadang Kadarusman

Tidak ada komentar: