myspace layouts

Jumat, 24 April 2009

Mengeluh


Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung baik secara sadar maupun tidak sadar.
Beberapa waktu lalu saya berkumpul dengan teman-teman lama saya. Seperti biasanya kami membicarakan mengenai pekerjaan, pasangan hidup, masa lalu, dan berbagai macam hal lainnya.

Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing seolah-olah siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat

"Bos gue kelewatan masa udah jam 6 gue masih disuruh lembur, sekalian aja suruh gue nginep di kantor!" "Kerjaan gue ditambahin melulu tiap hari, padahal itu kan bukan "job-des" gue" "Anak buah gue memang tulalit, disuruh apa-apa salah melulu".

Kita semua melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya. Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman baik saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia.
Sudah beberapa kali dia pindah kerja setiap kali dia bekerja di tempat yang baru, dia selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya. Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai dia belajar untuk tidak mengeluh.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh, Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana?
Menjadi seorang yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita, tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak akan menyelesaikan masalah kita,bahkan bisa membuat kita kehilangan teman-teman kita.



Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur.

Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA hal yang dapat kita syukuri.

Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ? Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau Anda mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh melakukan kerja ekstra.
Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda percaya kepada kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan tambahan. Bersyukurlah karena Anda telah diberikan kepercayaan oleh atasan Anda.



Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda karena Anda terlalu sibuk mengeluh.

Try it now:
1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari. Bersyukurlah atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau apapun yang dapat Anda syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatan Anda.
2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda, buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti Anda akan
bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.
3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan lihatlah perubahan dalam hidup Anda.

4. "Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki, maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri."

sherie iie

Kamis, 23 April 2009

Perlukah Mengungkap Rahasia kepada Pasangan?


Dalam suatu hubungan, seharusnya Anda tidak lagi menyimpan suatu rahasia dari pasangan Anda. Namun kita hidup di dunia nyata, dimana pasangan yang paling harmonis pun saling menyembunyikan sesuatu. Sebuah rahasia tak selalu harus berhubungan dengan urusan perselingkuhan, tetapi juga hal-hal lain menyangkut masa lalu atau masa kini.

Orang juga cenderung mencampuradukkan antara menyimpan rahasia dan menjaga privasi, demikian menurut Dr. Myrna Dartson, seorang psikolog di Dallas. "Menjaga privasi lebih berhubungan dengan kebutuhan seseorang akan ruang pribadi. Ketika sesuatu merupakan hal pribadi, Anda tak ingin berbagi dengan orang lain. Itu hanya merupakan pilihan pribadi mengenai gaya hidup atau kepribadian seseorang," jelasnya.

Penelitian menunjukkan bahwa ada tiga rahasia pribadi yang cenderung disimpan, yaitu yang berhubungan dengan masalah seksual, kesehatan mental, dan kegagalan. Namun bagi Anda yang telah menikah, suatu rahasia sebaiknya diungkapkan bila hal itu menyangkut masa depan hubungan Anda. Ada beberapa aturan mengenai rahasia yang harus diungkap, dan yang bisa Anda simpan sendiri.

Rahasia yang harus diungkap
Jika Anda menginginkan hubungan yang didasarkan atas kepercayaan, ada beberapa hal yang perlu disampaikan secara terbuka. "Jika ada sesuatu yang berpotensi mempengaruhi masa depan atau hidup pasangan bersama Anda, maka ia punya hak untuk mengetahuinya, " jelas Mira Kirshenbaum, seorang pakar hubungan, dan penulis Is He Mr। Right?.



Yang perlu Anda sampaikan adalah hal-hal di masa lalu yang masih Anda alami sekarang (seperti hutang, penyakit yang pernah diderita, atau penganiayaan secara emosional), serta segala sesuatu yang terjadi saat ini yang dapat mempengaruhi masa depan Anda berdua (seperti kemungkinan PHK di kantor, atau kondisi kesehatan yang kronis).









Seringkali pasangan terlalu lambat mendapati hal ini, ketika apa yang Anda rahasiakan mempengaruhi keluarga Anda, sehingga Anda menghadapi dua masalah sekaligus ketika rahasia tersebut terbongkar. Yang pertama adalah rasa terkejut yang dialami keluarga akibat kenyataan yang Anda tutupi, dan yang kedua adalah masalah kepercayaan atau perasaan dikhianati.

Ketika dikonfrontasi dengan suatu kenyataan yang pahit dan begitu besar, pastilah Anda akan bertanya, "Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak dulu?" Alasan yang umum dikemukakan oleh pria, menurut para ahli, adalah untuk memberi kesan bahwa ia kuat dan penuh kontrol.



Pria sebenarnya merasa takut Anda akan berhenti mencintai jika melihatnya dalam kondisi yang rapuh dan berbeda. Pria enggan menghadapi guncangan dalam hubungan dengan pasangan saat rahasia terkuak. Mereka juga cenderung berharap dapat menghindari pertengkaran dengan diam.

"Pria mengkhawatirkan reaksi emosional dari pasangannya, sehingga cenderung menjauh dari konflik," ujar Scott Haltzman, M.D., penulis The Secrets of Happily Married Men.
"Mereka akan melakukan apa saja untuk mencegah wanita menjadi naik pitam, meskipun hal itu hanya membuat kondisi semakin buruk."

Karena itu, meskipun Anda merasa hanya menyembunyikan "rahasia kecil", tetaplah terbuka dengan pasangan jika hal itu berkaitan dengan topik yang membangkitkan rasa ingin tahunya, atau memiliki opini yang kuat tentang hal tersebut. Sebelum Anda mulai serius dengan seseorang, sebaiknya Anda bertanya pada pasangan, adakah sesuatu yang ingin diketahuinya dari Anda.



Ini merupakan strategi antisipasi yang juga dapat digunakan pasangan yang sudah lama menikah. Semakin mungkin pasangan akan bereaksi kuat terhadap rahasia Anda, semakin penting Anda mengakuinya, demikian menurut Harville Hendrix, Ph.D., penulis Getting the Love Your Want. Sebab jika kebenaran dari topik yang sensitif tersebut terungkap belakangan, hal itu dapat menimbulkan masalah yang lebih serius.



Pasangan tidak saja membutuhkan informasi tersebut untuk membuat keputusan mengenai kehidupan Anda berdua, tetapi juga kebutuhan untuk mengetahui apakah Anda cukup mempercayainya. Hal itu juga berarti Anda menganggapnya tidak cukup bijaksana, atau cukup mencintai Anda untuk mengatasinya.

Rahasia yang boleh dipertimbangkan untuk diungkap
Jika Anda jujur dengan diri Anda sendiri, tentu tidak terlalu sulit untuk mengenali rahasia apa yang harus Anda ungkap kepada pasangan. Namun ada pula jenis rahasia dimana Anda perlu mempertimbangkan baik-baik sebelum menyampaikannya kepada pasangan. Di satu pihak, jika suatu pengalaman memalukan dari sejarah hidup Anda memang tidak akan mempengaruhi hidup Anda sekarang, Anda boleh mempertimbangkan untuk menguburnya saja.

Ada faktor penting lain yang perlu diketahui sebelum memutuskan akan menyampaikan rahasia atau tidak. Semakin enggan Anda membuka suatu rahasia, semakin mungkin hal tersebut mendadak terungkap tanpa Anda sengaja. Karena itu ingat-ingatlah, adakah foto-foto yang pernah Anda simpan di blog atau di situs photo sharing yang akan ditemukan oleh pasangan?



Adakah teman yang punya kebiasaan menceritakan kebiasaan-kebiasaan Anda pada orang lain? Bagaimana dengan mantan pacar yang berpotensi hadir kembali? Jika suatu ketika pasangan mengetahui rahasia Anda tanpa sengaja, lebih baik Anda menceritakannya lebih dulu.

Bersikap jujur mengenai hubungan cinta Anda di masa lalu boleh dibilang penting, namun Kirshenbaum memperingatkan Anda untuk berhati-hati. "Anda tak perlu mengatakan berapa jumlah mantan pacar Anda yang sebenarnya, atau detail mengenai apa yang pernah Anda lakukan di masa lalu," katanya.
"Tidak ada untungnya sama sekali jika mengisi benak pasangan Anda dengan gambar-gambar yang tak dapat dihapuskan."

Rahasia yang tidak "berbahaya"
Sebagai peraturan, kejujuran adalah kebijakan terbaik. Namun siapa pun yang pernah terlibat dalam hubungan jangka panjang tentu tahu ada baiknya Anda menyimpan suatu hal pribadi untuk Anda sendiri, asalkan rahasia tersebut tidak "berbahaya" dan tidak melibatkan suatu kebohongan.



Misalnya, Anda baru saja mendapat bonus, lalu membeli sepatu yang cukup mahal tanpa memberitahu suami Anda. "Meskipun kita menikah, kita masih punya diri pribadi kita," ujar Kirshenbaum. Dalam kenyataannya, menyimpan suatu rahasia kecil dari hidup Anda dapat menambah "bumbu" dalam hubungan.

Namun pastikan Anda dan pasangan punya komitmen yang sama mengenai hal ini. Jika pasangan menyampaikan keinginan untuk mencari jalan keluar dari sesuatu hal, sementara Anda masih merahasiakan sesuatu darinya, maka Anda tidak sepakat lagi dengannya.

Cara menyampaikan rahasia
1. Buat janji dengan pasangan, dan bukannya langsung "menembaknya" dengan suatu rahasia besar. Sebab, pasangan bisa saja sulit menerima kenyataan yang Anda sampaikan. Lebih baik katakan, "Aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu. Bisa nggak kita bicarakan malam ini?"

2. Pilih tempat yang nyaman. Hindari ruang publik yang berisik seperti restoran. Cari tempat netral yang aman, seperti di kamar saat tidak ada anak-anak.

3. Bersiaplah untuk meminta maaf. Kesalahan utama adalah mencoba menyampaikan suatu rahasia seolah hal tersebut bukan sesuatu yang penting. Katakan, "Maaf, ada sesuatu yang ingin aku katakan sejak lama, tapi aku malu. Maafin aku, ya?"


ThanksFidelis Saskia

Selasa, 07 April 2009

Jangan Menikah....!


1. Jangan Menikah karena HARTA.
TIDAK ADA GUNANYA HIDUP BERGELIMANGAN HARTA TANPA CINTA. Harta Dapat DATANG dan PERGI Setiap Saat. CINTA yang SESAT dan SESAAT DAPAT DIPEROLEH Setiap SAAT, Tapi CINTA YANG SEJATI TIDAK DAPAT DIBELI DENGAN HARTA.

2. Jangan Menikah karena PERASAAN ASMARA.
Rasa TERTARIK, SIMPATI, NAKSIR, yang merupakan Asmara yang Sering DISALAHARTIKAN sebagai CINTA. ASMARA ITU BUKAN CINTA. Asmara Dapat CEPAT BERUBAH Oleh RUPA, HARTA, TEMPAT dan KEADAAN. Asmara ITU BUTA, TIDAK TAHAN LAMA dan TIDAK TAHAN UJI. CINTA PERLU DI UJI Dalam SUKA dan DUKA Dengan MATA TERBUKA.

3. Jangan Menikah karena RUPA SAJA.
KECANTIKAN yang di LUAR Memang Indah, Tapi DAPAT LUNTUR TERMAKAN UMUR. Utamakanlah KECANTIKAN yang Di DALAM.

4. Jangan Menikah karena IBA.
lba (RASA KASIHAN) Memang Baik dan Harus Ada Dalam Hidup Kita, Tapi TIDAK BOLEH MENJADI DASAR PERNIKAHAN. KASIHAN DAPAT HABIS, Tapi KASIH TIDAK BERKESUDAHAN. Dasar PERNIKAHAN adalah KASIH, BUKAN KASIHAN


5. Jangan Menikah untuk KEPUASAN SEX Saja.
Memang SEX Suci dan Penting dalam Hubungan Suami-Istri, namun TIDAK BOLEH Menjadi TUJUAN UTAMA Dari Pemikahan. Sex Hanyalah Salah Satu BAGIAN dari PERNIKAHAN. Orang yang HANYA MENGEJAR KENIKMATAN SEX Akan KECEWA dan TERJERAT oleh KESUSAHAN yang DICIPTAKANNYA SENDIRI.

6. Jangan Menikah karena PAKSAAN KELUARGA.
Seorang Anak Harus Berbakti kepada Keluarga, Namun TIDAK BOLEH MENYERAH Dalam Hal Nikah, kalau Mereka Memang Salah dan Anda Benar. BERDOALAH dan Berikanlah Penjelasan kepada mereka, Jangan Dengan Kekerasan.

7. Jangan Menikah karena DESAKAN USIA.
Bila Usia Sudah Menjelang Senja dan Rekan-rekan Sudah Berpasangan, Orang akan Mulai Gelisah (Terutama pada Wanita). Banyak Orang Akhimya "ASAL TABRAK dan SIKAT". HINDARILAH TINDAKAN TERSEBUT. SABARLAH dan YAKINILAH bahwa TUHAN Sudah MENYEDIAKAN Yang TERBAIK untuk Kita. JANGAN TAKUT KEHABISAN JATAH dan KADALUARSA.

8. Jangan Menikah untuk MEMBALAS JASA.
Orang yang Telah Berbuat Baik Perlu Dibalas, tapi JANGAN DENGAN PERNIKAHAN.

Salah satu Hal Lain Yang TIDAK BOLEH DILUPAKAN, dan Merupakan yang TERPENTING adalah JANGAN MENIKAH TANPA PENGERTIAN dan PERSIAPAN Dengan TINDAKAN yang NYATA.

MENIKAHLAH MENURUT POLA RENCANA TUHAN - DARIPADA SALAH dan MENGUNDANG DERITA, LEBIH BAIK TIDAK MENIKAH, JIKA TIDAK DITEGUHKAN oleh TUHAN.

KARENA TUHANLAH yang MENCIPTAKAN MANUSIA BERPASANG-PASANGAN. TANPA PERSETUJUAN TUHAN, TIDAK MUNGKIN MANUSIA DAPAT BERSATU

Ternyata yang bisa membuat kasih dan sayang, yang bisa menyatukan hati manusia adalah Allah, Tuhan PEMILIK hati-hati ini...


Allah berfirman:
"Dan di antara TANDA-TANDA KEKUASAAN-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari JENISMU SENDIRI, supaya kamu CENDERUNG dan merasa TENTRAM kepadanya, dan DIJADIKAN-Nya di antaramu RASA KASIH dan SAYANG.. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat TANDA-TANDA bagi KAUM yang BERFIKIR."
(QS 30:21)

Dan ini adalah salah satu TANDA-TANDA KEKUASAAN-Nya. ...,
sehingga yang bisa mengikat hati manusia, CENDERUNG, TENTERAM juga MENJADIKAN RASA KASIH DAN SAYANG adalah benar-benar atas KEKUASAAN-Nya. ..selain itu tidak bisa...

Bahkan bukan hanya menyatukan suami dan istri, tetapi menyatukan semua hati-hati manusia bisa bersatu, saling sayang menyayangi, saling tolong menolong dan senasib sepenanggungan ....hanyalah ALLAH swt..
hal ini dibuktikan dengan bersatunya kaum Muhajirin dan Anshor pada masa Rosulullah saw...

Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dari Makkah yang berhijrah meninggalkan keluarga, rumah, ladang dan tokonya...dengan kaum Anshor dari Madinah, sebagai tuan rumah...


Diantarakaum Anshor ada yang membagi separoh hartanya untuk kaum Muhajirin, membagi ladangnya, tokonya...bahkan sahabat Anshor yang mempunyai istri dua pun mempersilahkan sauadaranya yang dari Makkah untuk memilih salah satu yang disukainya, dan akan diceraikannya. ..untuk dinikahkan dengan saudaranya.. ..

Mengenai hal ini Allah berfirman:
"... dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS 8:63)

Sekarang semuanya kembali kepada kita...
Apakah kita termasuk menjadi KAUM yang DICINTAI-Nya. ..sehingga Allah memberikan CINTA, DAMAI dan KASIH SAYANG di antara kita... Atau sebaliknya, kita kaum yang TIDAK DISAYANGGI-Nya, Sehingga Allah berlepas diri untuk menyatukan hati-hati kita, sehingga terjadi PERMUSUHAN, DENDAM dan KEBENCIAN diantara kita...

Dan ALLAH MAHA KUASA atas SEGALA SESUATU...

Thanks Kamila Vyndarti

Kamis, 02 April 2009

Tuk Istriku : Noeryalez

Tujuan itu masihlah diatas sana
Nun tinggi, seolah tak terjangkau
Masih banyak anak tangga harus yang kita titi
Yang kutaksanggup bila kutempuh sendiri
Ku tetap bertahan meniti tangga curam itu
Kuredah semua aral melintang
Selama ada engkau disisiku
Menggandeng tanganku
Membimbingku dengan kasih sayangmu
Jiwaku terasa kuat, tak satupun mampu menghambat
Hanya berbekal doa, semangat dan cinta
Aku dan engkau akan terus meniti
Mencari berkah-Nya
Merindu kasih-Nya




Menuntaskan perintah-Nya
Dalam suka yang penuh canda tawa
Maupun duka yang bergelimang airmata
Segantang semangat itulah yang kita bawa
Dilangkah yang masih panjang ini
Anak tangga yang akan terus kita titi
Bersama...
Dengan segenap cinta
Dalam kasih-Nya
Ya Rabb, berikan kami jalan-Mu
Jalan kupu-kupu yang tak berujung
Bergandeng tangan
Membina generasi yang indah..

Jakarta, 2 April 2009

Suamimu - Aris -

PERNIKAHAN


Pernikahan adalah suatu pertemuan dua insan yang memiliki karakter dan kebiasaan sehari-hari yang berbeda satu sama lain. Namun perbedaan itulah yang telah memberi warna pada pernikahan. Banyak kejadian lucu, menyedihkan, menggembirakan, mengharukan atau bahkan menjengkelkan yang kami alami yang membuat pernikahan kami terasa hidup, segar dan tidak menjemukan.

Sayankoe….
Tidak terasa, biduk rumah tangga kita telah berlayar demikian panjang
Suka dan duka telah kita arungi bersama....
Namun harapan indah ke depan masih terus kita kibarkan
Agar perjalanan menjadi lebih indah dan menyenangkan

Sayankoe….
Sepertinya perkembangan waktu menjadikan kita lebih dewasa....
Memahami dua insan yang berbeda,
Memang terkadang sulit tapi menyenangkan
Membawa hati menjadi lebih sabar dan tenang,
Meski masih harus banyak belajar...
Namun...itu laksana tanaman yang tumbuh,
Perlu buaian dari yang menaruh harapan
Yang memerlukan sentuhan lembut, kasih sayang dan perlindungan...



Sayankoe….
Dalam perjalanan ini tentu saja banyak khilaf karena keterbatasan kita
Oleh karenanya....mari kita bersihkan dengan ikhlas
Segala noda yang mengotori
Lubuk hati kita yang paling dalam
Kita pupuk kembali bahtera rumah tangga kita,
Agar tumbuh subur dan bermanfaat bagi orang banyak...
Sehingga biduk itu berlayar dalam sakinnah, mawaddah, wa rahmah....
Yang di dalamnya di perkaya dengan anak-anak yang sholeh dan sholehah yang
senantiasa mendoakan kedua orang tuanya......

Sayankoe….
Rasanya sudah sulit merangkai kata-kata yang lebih indah lagi....
Hanya ucapan terima kasih atas kesetiaan mendampingi hingga saat ini...
Selamat melewati 9 tahun usia pernikahan kita..
Semoga abadi. Amiin.

Yang selalu mencintaimoe
Adik Maniez


Renungan Buat (Calon) Suami dan (Calon) Istri atau yang sudah menikah..


Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama.. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu?

Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir (manusiawilah).

Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya.

Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan.

Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran.

Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami..

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius.

Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan.

Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli..

Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya).

Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal.

Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya.

Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua.

Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya.




Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini.

"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur." "Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik.

Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya.

Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.

Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe.

Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.

"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya.

Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada YTH

Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya

Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ......untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.

Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan
istri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan gontrak selamanya.

Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya.. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja..

Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.

Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda ?

Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda.

Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah.. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah.

Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya.

Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan.

Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.

Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga.

Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia.."

"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan ? Paling gak.Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel.

"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga.

Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

"Gik..."

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya.. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu.

Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya.

Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.

Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama.

Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah.

Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang ampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.

Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta ?

Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses.

Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo(sigaraning nyowo),

kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

Thanks"Awignamastu Namo Sidham"




JATI DIRI KITA YANG SEBENARNYA

Alkisah, di tengah SAMUDERA yang MAHA LUAS, tampaklah Ombak Besar sedang Bergulung-gualung dengan Suaranya yang Menggelegar, tampak berSuka Ria Menikmati Kedahsyatan KEKUATANNYA, seakan-akan menyatakan Keberadaan DIRINYA Yang BESAR dan GAGAH PERKASA.

Sementara itu, jauh di belakang Gelombang Ombak Besar, tampak sang Ombak Kecil Bersusah Payah Mengikuti. Ia Terlihat LEMAH, Tertatih-tatih, Tak Berdaya dan Jauh Tersisih di Belakang.

Akhirnya, Ombak Kecil Hanya Bisa MENYERAH dan MENGEKOR ke mana pun Ombak Besar Pergi.
Tetapi, di Benaknya Selalu Muncul Pertanyaan, Mengapa Dirinya Begitu LEBIH LEMAH dan TAK BERDAYA ?

Suatu kali, Ombak Kecil Bermaksud Mengadu kepada Ombak Besar. Sambil tertaih-tatih Ombak Kecil berteriak: “Hai Ombak Besar, tunggu!”

Sayup-sayup suara Ombak Kecil didengar juga oleh Ombak Besar. Lalu sang Ombak Besar sedikit Memperlambat Gerakannya dan berputar-putar Mendekati Arah Datangnya Suara.




“Ada apa Sahabat?” Jawab Ombak Besar dengan Suara MENGGELEGAR HEBAT.

Aih, pelankan Suaramu. Dengarlah, mengapa engkau Bisa Begitu Besar? Begitu KUAT, GAGAH dan PERKASA ? Sementara Diriku, ah..begitu Kecil, Lemah dan Tak Berdaya. Apa sesungguhnya yang membuat Kita Begitu Berbeda, wahai Ombak Besar?”

Ombak Besar pun menjawab, “Sahabatku, Kamu Menganggap Dirimu Sendiri Kecil dan Tidak Berdaya, sementara kamu Menganggap Aku Begitu Hebat dan Luar Biasa, Anggapanmu itu Muncul karena Kamu Belum Sadar dan Belum Mengerti JATI DIRIMU YANG SEBENARNYA, HAKIKAT DIRIMU SENDIRI”.

“Jati Diri? Hakikat Diri? Kalau Jati Diriku bukan Ombak Kecil, lalu Aku Ini Apa?” Tanya Ombak Kecil, “Tolong jelaskan, aku Semakin Bingung dan Tidak Mengerti.”

Ombak Besar meneruskan, “Memang di antara Kita Terasa Berbeda tetapi sebenarnya Jati Diri Kita adalah SAMA, Kamu Bukan Ombak Kecil, Aku pun Juga Bukan Ombak Besar.

Ombak Besar dan Ombak Kecil adalah SIFAT KITA yang SEMENTARA.

Jati Diri Kita Yang Sejati Sama, Kita adalah Air.

Bila Kamu Menyadari Bahwa Kita Sama-sama AIR, maka kamu Tidak Akan Menderita Lagi,
kamu adalah Air, Setiap Waktu kamu Bisa Menikmati menjadi Ombak Besar seperti aku, KUAT, GAGAH dan PERKASA.”

Mendengar kata-kata Bijak sang Ombak Besar, Mendadak Timbul Kesadaran dalam Diri Ombak Kecil. “Ya, benar, aku Bukan Ombak Kecil. Jati Diriku adalah Air, Tidak Perlu aku BERKECIL HATI dan MENDERITA.”

Dan, sejak saat itu, si Ombak Kecil pun MENYADARI dan MENEMUKAN POTENSI DIRINYA yang MAHA DAHSYAT.

Dengan KETEKUNAN dan KEULETANNYA, ia Berhasil Menemukan CARA-cara untuk Menjadikan
Dirinya Semakin BESAR, KUAT dan PERKASA, sebagaimana Sahabatnya yang Dulu Dianggapnya Besar.

Akhirnya, Mereka HIDUP BERSAMA Dalam KEHARMONISAN ALAM. Ada Kalanya yang Satu Lebih Besar dan yang Lain Kecil. Kadang yang Satu Lebih Kuat dan yang Lain Lemah.

Begitulah, Mereka MENIKMATI Siklus KEHIDUPAN Dengan PENUH HIKMAT dan KESADARAN.

Sebagai MANUSIA, SERING KALI Kita TERJEBAK Dalam KEBIMBANGAN Akibat Situasi Sulit yang Kita Hadapi, yang Sesungguhnya itu HANYAlah Pernak-pernik atau Tahapan dalam PERJALANAN KEHIDUPAN.

Sering Kali kita MEMVONIS Keadaan itu sebagai Suratan TAKDIR atau NASIB,lalu Muncullah MITOS-mitos: 'AKU TIDAK BERUNTUNG', 'NASIBKU JELEK', 'AKU ORANG GAGAL', dan Lebih Parah Lagi Menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk “ke-TIDAK ADIL-an” TUHAN.

Dengan Memahami bahwa JATI DIRI KITA adalah SAMA-SAMA MANUSIA, Tidak Ada Alasan untuk Merasa Kecil dan Kerdil Dibandingkan dengan Orang Lain.

Karena SESUNGGUHNYA KEBERHASILAN, KESEJAHTERAAN dan BUKAN MONOPOLI ORANG-orang Tertentu, jika Orang lain Bisa Berhasil, KITA PUN Juga BISA BERHASIL !

KESADARAN tentang JATI DIRI Bila TELAH MAMPU Kita TEMUKAN, maka Di DALAM DIRI KITA Akan TIMBUL DAYA DORONG dan SEMANGAT HIDUP yang PENUH GAIRAH SEDAHSYAT Ombak Besar di Samudera Nan Luas.

SIAP MENGHADAPI SETIAP TANTANGAN dengan Mental yang Optimis Aktif, dan SIAP MENGEMBANGKAN POTENSI Terbaik Demi MENAPAKI PUNCAK TANGGA KEBERHASILAN.

“JATI DIRI KITA Adalah Sama-sama MANUSIA Tidak Ada Alasan untuk Merasa Kecil dan Kerdil Dibandingkan dengan Orang lain."

Pepatah Bijak :

"Sesungguhnya, TIDAK ADA SESUATU Yang Disebut NASIB, itu Hanyalah Masalah KURANG BERLATIH ROHANI."

"JANGAN BIARKAN JATI DIRI MENYATU dengan PEKERJAAN Anda."

"KEGAGALAN atau KEBERHASILAN DUNIAWI BUKANLAH TUJUAN yang PENTING. KADANG-kadang Kegagalan adalah Keberhasilan, SEBALIKNYA Keberhasilan adalah Kegagalan. Kita Harus MENILAINYA dengan MATA KEBIJAKSANAAN. "

Thanks Kamila Vyndarti