myspace layouts

Selasa, 06 Mei 2008

Mencintaimu Karena ALLAH


Apa yang engkau rasakan di hari ini, suamiku?
Masih samakah dengan delapan tahun yang lalu, ketika pertama kali kita bersanding sebagai raja dan ratu sehari?
Seusai ijab qabul yang engkau ucapkan dengan mantab, namun terdengar begitu syahdu di telingaku, sehingga tak kuasa ku menahan uraian air mata… Tentu bukan kesedihan yang menggelayuti batinku. Air mata syukur karena saat itu, Allah SWT telah menakdirkanmu menjadi pendampingku.
Mulai saat itu, bersama kita mengarungi samudera di dalam bahtera rumah tangga. Banyak kejutan-kejutan, yang berasa pahit dan manis. Karena sebelumnya engkau bukanlah siapa-siapa, namun tiba-tiba menjadi pemandu hidup yang mesti aku patuhi.
Ternyata tak gampang melakukan segala apa yang telah aku ‘azamkan sebelumnya. Siapa yang tak ingin menjadi isteri sholihah. Mampu menerima dengan ikhlas segala kelebihan dan kekurangan suami. Membaktikan diri sepenuh hati kepada suami, untuk meraih ridho Illahi?

Tentu setiap wanita mendambakannya. Demikian juga dengan diriku… Namun aku belum yakin benar, apakah gelar mulia itu telah pantas engkau anugerahkan kepadaku.

Tak bisa kupungkiri, betapa masih banyak tingkah kekanakan-ku membuat gundah hatimu. Sering nasihatmu kusambut dengan paras kecut, sedih, bahkan dengan berlari meninggalkanmu. Tapi percayalah.., bukan karena aku tak patuh kepadamu, melainkan karena begitu rapuhnya diriku yang belum siap dengan pola yang engkau terapkan.
Jauh berbeda dengan segala didikan yang sebelumnya kualami… Aku yakin, suatu saat aku akan menjadi lebih tegar dan mampu menjadi sosok yang engkau harapkan.
Suamiku… delapan tahun sudah berlalu. Ada persaudaraan yang tulus, ada pula pertengkaran-pertengkaran yang menguji kesabaran kita. Menguji keadilan dan kearifan kita.
Setelah sekian lama kita bersama, sudahkah kita saling mengenal? Adakah engkau bahagia hidup bersamaku? Setidaknya senantiasa muncul dari lubuk hatiku, untuk lebih dan lebih mengenalmu. Untuk terus dan terus menambah baktiku.
Supaya dapat aku menjadi seorang yang engkau terima dengan ikhlas. Supaya dapat kita seiring sejalan menjaga. Agar kelak, kita dapat mempertanggungjawabkan di hadapan Sang Pemberi Amanah. Dan…betapa inginnya hatiku, jika aku-lah yang menjadi bidadarimu di negeri abadi… Amin.


Thanks Fivy Miftahiyah

Tidak ada komentar: