myspace layouts

Senin, 09 Juli 2007

Empat Istri Kehidupan




Konon di suatu waktu ada seorang kaya raya yang yang memiliki empat istri. Didepan gerbang kematian ia diberi kesempatan untuk ditemani hanya oleh satu dari empat istrinya. Pertama-tama ia memanggil istrinya yang keempat. Maklum ini yang paling muda, peling cantik dan menawan. Tetapi ia juga yang paling banyak menghabiskan uang. Dengan nada suara yang mengundang rasa kasihan, orang kaya yang sudah renta ini bertanya: “ Maukah engkau menemani aku sampai ke liang kematian? Seperti disambar petir rasanya ketika orang tua itu mendengar istrinya menjawab dengan kasar “Ndak mau”.

Kecewa dengan istri yang keempat, ia pun memanggil istri yang ke tiga.. Belajar dari kegagalan dari istri yang pertama, ia pun memeluk mesra istri yang ketiga. Sudikah kau menjadi pendampingku menuju gerbang kematian? Yang ini jawabannya lebih sopan : maafkan kanda, saya hanya bisa mengantarmu sampai disini”.
Menangis mengakhiri pengalaman kedua ini, ia pun tidak putus asa. Dipanggilah istri yang kedua, tentu saja dengan pertanyaan dan permintaan yan sama.. Istri kedua ini menjawab lembut.. “ Saya akan antar kanda, tapi hanya sampai liang lahat”. Untuk ketiga kalinya, orang kaya yang menghabiskan seluruh hidup dan keringatnya untuk mengumpulkan kekayaan demi anak dan istri ini , kecewa berat lagi.

Sehingga yang tersisa hanya istri pertama yang terkulai kurus , layu, lemah tanpa tenaga, dan kecantikannya memudar. Dengan pasrah orang itu meminta hal yang sama. Dan yang mengejutkan, kendati istri pertama ini jarang diperhatikan, sering disakiti, dan paling sedikit mendapatkan uang, ia menganggukan kepalanya tanda bersedia menemani sang suami sampai di dunia manapun.

Istri-istri ini perilakunya sama serupa dengan empat istri kehidupan.
1. Istri keempat adalah atribut-atribut yang kita perjuangkan, pertahankan dan kita manjakan dengan banyak sekali tenaga. Ia berupa jabatan, kekayaan materi, dan segala bentuk pembungkus badan kasar. Dan ketika kita mati, semuanya menjawab tidak ikut secara ketus kepada kita.

2. Istri ketiga adalah badan kasar kita. Bentuk badan yang juga dimanjakan oleh orang. Diberi makan yang enak, diajak ke tempat-tempat indah. Hampir semua lubangnya kita puaskan semampunya. Dan ia hanya bisa mengantar kita sampai ditempat kita dijemput sang maut.

3. Istri kedua adalah teman dan keluarga kita. Sebaik-baiknya mereka, hanya bisa menangis mengantar kita sampai liang lahat.

4. Istri pertama yang sangat kurang dari perhatian kita dan mendapat dana dan alokasi tenaga yang paling sedikit. Ia bernama JIWA. Dialah satu-satunya istri yang menemani kita selamanya.

Kita sering menyiksa dan membuat sang jiwa menderita. Semuanya itu dilakukan untuk memuaskan istri-istri yang lainnya. Hebatnya, kendati ia disiksa dan dibuat menderita, sang jiwa akan senantiasa ikut dengan kita, dalam hidup maupun mati. Dalam suka dan duka. Ditengah makian dan pujian, ia senantiasa menemani kita. Entah karena lupa, entah karena khilaf, secara kolektif kita sudah lama tidak peka akan getaran-getaran jiwa.

Tidak ada komentar: