myspace layouts

Jumat, 28 Maret 2008

Emosi


Ada cerita, seorang anak yang sangat pemarah dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Dia selalu marah jika hal tersebut tidak sesuai dengan hati nya..

Suatu hari ayah dari anak tersebut meminta anak nya untuk setiap kali ia marah untuk memasang paku ke pagar belakang rumah nya..

Dan anak tersebut melakukannya setiap kali ia marah ia selalu memasang satu paku ke pagar tersebut terus menerus. Sampai ia merasa bahwa memasang paku di pagar itu lebih sulit dari menahan emosi.. Ia mencoba menahan emosi agar tidak memasangkan paku di pagar hari demi hari sehingga paku yang ia pasang ke pagar makin harinya makin sedikit. Sampai suatu hari tidak ada lagi paku yang ia pasang di pagar.
Lalu ia pun menceritakan hal itu pada ayahnya.. sang ayah tersenyum senang dan berkata pada anaknya "kamu sudah berhasil mengendalikan emosimu, tapi sekarang coba kamu ikut ayah kepagar belakang" sang anakpun mengikutinya dengan rasa penasaran.

Sesampai di belakang sang ayah berkata pada anak nya.. "jika kamu bisa melewati seharian tanpa marah maka kamu cabut paku itu satu persatu." dan anak tersebutpun melakukan seperti yang di perintahkan ayahnya setiap dia bisa melewati hari tanpa marah iapun mencabut satu paku hingga paku-paku yang pernah di pasangkannya pun habis.

Anak tersebut segera menemui ayahnya untuk menceritakan semuanya.. sang ayahpun tersenyum bangga dan berkata pada anaknya "kamu sudah berhasil mengendalikan emosimu tapi sekarang coba kamu ikut ayah ke pagar belakang"

Sang anakpun kembali mengikutinya dengan rasa penasaran sesampai di belakang sang ayah berkata pada anaknya "anakku, sekarang kamu sudah berhasil mencabut semua paku-paku itu sekarang coba lihat apa yang masih tertinggal di pagar tersebut" sang anakpun memperhatikan pagar dan kemudian berkata "yang tertinggal hanyalah bekas tancapan paku yah" dengan ramah sang ayah berkata.. "seperti itulah hati setiap orang yang menjadi tempatmu menimpakan amarahmu tersisa bekas luka di hati mereka..." mendengar hal tersebut sang anakpun menangis haru dan menyadari semua kesalahanya... dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi

Tidak ada komentar: